Kamis, 19 April 2012

Pendekatan masalah Pemerkosaan dan kekerasan terhadap perempuan oleh : Ricky Idaman SH.MH

Pemerkosaan dan kekerasan terhadap perempuan khususnya bagi yang berusia relative remaja dan dewasa tak lepas dari masalah kemajuan social saat sekarang ini, bila kita melihat kronologis peristiwa kejahatan ini dilatar belakangi oleh perempuan itu sendiri.
Mungkin kalimat ini sepertinya memihak pembelaan terhadap laki-laki, namun jelas hokum alam berkata “ tak ada dahan bergerak tanpa ada angin yang bertiup menyentuhnya” artinya proses peristiwa berujung pada “ faktor sebab akibat “ banyak hal yang menyebabkan terjadinya peristiwa tersebut yang dating dari dorongan seksual dari seorang perempuan diantaranya :
1. Kecendrungan perempuan memperlihatkan pemandangan yang seksionalnya dalam kehidupan sehari-hari baik bagi yang pakaian jelbab dengan celana panjang dasar legging mirip kulit asli kulit manusia, atau dan ditambah dengan baju yang agak pendek sangat ketat hingga tampak jelas dada dan bukongnya.
2. Tontonan yang di sajikan televisi menampilkan keseksian lihat saja tayangantayangan di RCTI pada sinetron-sinetron yang di tayangkan seperti cerita “Yuma dan Sirra “ di bintangi oleh nikita willy dan rezki aditya, juga sinetron “ Karunia “ marshanda dan ….. serta lainnya. Dari tontonan ini menimbulkan pemikiran dan ilustrasi kaum perempuan untuk melakukan yang sama seperti yang di tontonnya.
3. Bimbingan keluarga terhadap anak sangat rendah sekali karena kesibukan mencari nafkah suami dan istri sejak dari dini hari sampai menjelang dini hari baru kembali kerumah, anak hanya menerima uang sebagai wjut kasih sayang orang tua. Hasil akhir pendidikan keluarga tergantung pada pembantu bukan dari bapak ibu.
4. Lingkungan yang kurang baik tempat anak bergaul bahkan lingkungan itu akan mempengaruhi sikap dan prilaku anggotanya kemudian kita sebut dengan anak akan terjerat dan terjebak dalam perbuatan-perbuatan amoral dan bertentangan dengan nilai-nilai dasar norma hukum dan norma-norma agama.
Serupa dengan kejadian Seorang Artis Film Televisi (FTV) berinisial JM mengaku dilecehkan sopir taksi di kawasan Jakarta Timur. Bersama keluarganya, dia kemudian melaporkan peristiwa itu ke polisi. tanggal 3 April 2012 atas JM mengakui bahwa dirinya seperti dihipnotis.
Dia mengungkapkan saya menurut saja saat diajak berputar-putar. Wanita bertubuh kurus tinggi itu kemudian dibawa menginap di rumah kos di kawasan Cipayung, Jakarta Timur. Di tempat itu, JM mengalami pelecehan. "Dia ditelanjangi disebuah rumah kontrakan, dalam keadaan terhipnotis," (sumber viva news)
Dari penjelasan tersebut diatas maka ada hubungan vertical dan horizontal serta diagonalnya dengan pendekatan masalah yang kami ungkapkan diatas kejadian tersebut terjadi sang sopir pernah berangan-angan atau bermimpi meniduri artis yang agaknya seksi yang di tonton mumpung ada kesempatan digunakan dengan sebaik-baiknya.
Terkait dengan hal ini pihak badan atau lembaga yang mengawasi penseleksian serta penayangan perfilman dan totonan pertelevisian Indonesia tidak melihat ini masalah yang berdampak besar terhadap gangguan ketertipan dan keamanan dalam masyarakat diatas kelalaian dalam menjalankan tugas dan fungsi nya.
Kekecewaan juga terhadap Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) cendrung bersikap arogan atas pernyatanya dan sikap yang tampak mengambil ukuran mati nilai-nilai agama tanpa mengimbangi kenyataan dan keseimbangan perkembangan dari masa kemasa yang seharusnya melihat dengan nilai-nilai norma-norma yang tumbuh berkembang seharusnya mengacu kepada penyesuaian situasi keadaan yang nyata selaras dengan norma-norma dasar agama dan susila dalam hidup bermasyarakat,artinya ada toleransi dalam batas yang wajar.
Terkadang terkesan MUI tembang pilih dan agak melanggar hak-hak yang seharusnya terlindungi oleh para pihak yang melakukan produksi sehingga MUI seperti pengadilan yang mengesahkan (legalitas) dari sebuah keputusan seperti mengharamkan tontan “ Lady Ga Ga “ mengapa tidak di control tayangan pertelevisian yang lebih seksional dalam tanyangan sinetron setiap hari di televise kalau dibanding dari penanpilan “ Lady Ga Ga “ ini sangat tidak adil. (Ricky-03042012)