Minggu, 22 Mei 2011

EKONOMI GLOBAL SEBUAH TANTANGAN INDONESIA KEDEPAN LEBIH BAIK

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak dunia bekerja sama mengatasi ketidakseimbangan ekonomi global dengan mempercepat reformasi sektor keuangan. Reformasi keuangan diperlukan untuk mempercepat kemajuan industri keuangan sebelum krisis lanjutan kembali terjadi.

"Seperti yang telah didiskusikan dalam G-20,kita harus bekerja sama mengatasi ketidakseimbangan global,”kata Presiden SBY saat menyampaikan pidato resminya pada Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) di Congress Hall Kongres Zentrum, Davos,Swiss.

Karena itu,menurut Presiden, sangat penting bagi negara-negara kelompok G-20 mengimplementasikan komitmen yang telah dihasilkan pada pertemuan tersebut. Demi menghadapi permasalahan ekonomi global, Presiden SBY juga menekankan pentingnya jaringan pengaman keuangan global sebagai pertahanan lapis kedua agar dunia dapat mengantisipasi guncangan ekonomi di masa depan.

Menurutnya, cara paling ampuh dan seharusnya dilakukan setiap negara di dunia adalah mengembangkan sebuah pertumbuhan ekonomi yang inklusif seperti diterapkan Indonesia. “Ini berarti kita harus menaruh perhatian lebih pada kebijakan ekonomi dan sosial kita,yaitu tidak hanya terpaku pada pertumbuhan, tetapi bagaimana mencapai pertumbuhan dengan pemerataan yang bisa mewujudkan masyarakat adil dan sejahtera.” “Ini adalah filosofi utama dari pembangunan Indonesia.”

Presiden menjelaskan, tujuan pembangunan Indonesia hanya bisa berhasil melalui penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan tanpa toleransi terhadap korupsi. Dalam pidatonya Presiden SBY juga menyampaikan adanya perubahan konstelasi dunia saat ini dengan tumbuhnya pusat kekuatan ekonomi baru di kawasan Asia.Menurutnya, Asia yang saat ini mengalami pertumbuhan ekonomi cepat dan kuat tidak hanya meliputi China, India, dan Jepang, tetapi juga Indonesia.

“Ketika memikirkan Asia,juga pikirkan Indonesia dan ASEAN.Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia,terbesar ekonominya di Asia Tenggara,area kunci pertumbuhan ekonomi dunia, dan segera kami akan menjadi tenaga kerja paling produktif di Asia.Indonesia akan berperan utama dalam kebangkitanAsia,”kata Presiden.

Presiden SBY juga menyatakan, isu ketahanan pangan harus menjadi prioritas utama G-20 menyusul melonjaknya harga pangan yang berpotensi menyebabkan kerusuhan sosial. “Indonesia sangat mendukung diutamakannya masalah ketahanan pangan dalam agenda G-20,”kata SBY.

Mengutip data Organisasi Pangan Dunia (FAO),Presiden SBY menyatakan, harga pangan dunia telah mencapai rekor tertinggi sejak 2008 dan masih berpeluang meningkat lagi.“Tingginya harga pangan berimbas pada inflasi,juga kemiskinan dan kelaparan yang bisa memicu krisis sosial dan politik,”kata SBY.

Sementara itu,Presiden Prancis Nicolas Sarkozy yang mendapat giliran berbicara setelah SBY menyatakan, Prancis menyerukan agar diterapkan pajak atas transaksi keuangan. Nantinya, pajak yang terkumpul itu akan dialokasikan untuk membantu pembangunan. Sarkozy juga meminta kelompok negara-negara terkemuka untuk maju dan menjadi contoh dalam masalah ini.Menurutnya,di Kopenhagen, saat pertemuan membahas perubahan iklim, negara-negara besar memutuskan untuk mentransfer sekitar USD120 miliar per tahun mulai 2020. “Dana itu akan ditujukan untuk negaranegara miskin,”kata Sarkozy.

Di bagian lain Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Jean-Claude Trichet kemarin mengatakan,meski krisis utang tengah melanda Eropa, mata uang tunggal di kawasan itu tidak sedang krisis, hanya memerlukan pengawasan yang lebih baik.Meski demikian,Trichet mengakui pemerintah di negara-negara Eropa memiliki masalah masingmasing, termasuk utang publik.

“Ada dua elemen yang akan menjadi kunci utama kesehatan di zona euro, yakni perilaku individu yang baik dan pengawasan,” kata Trichet saat mengisi acara di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss,kemarin.

Pernyataan Trichet didasarkan pada melemahnya nilai tukar euro dalam setahun terakhir akibat meluasnya krisis anggaran di Zona Euro. Namun kemarin euro menguat ke level tertinggi dalam dua bulan terakhir, terbantu komentar para pemimpin Eropa yang menyatakan kekhawatirannya terhadap tekanan inflasi. Selain itu, euro kemarin diuntungkan jatuhnya yen setelah lembaga pemeringkat Standard & Poor’s menurunkan peringkat utang jangka panjang Jepang menjadi “AA-“ dari semula “AA”. Euro kemarin diperdagangkan di kisaran USD1,3756,tertinggi sejak November 2010.

Sementara terhadap nilai tukar Jepang menguat menjadi 113,8 yen per euro. Pada ajang WEF kemarin, Sarkozy mengatakan negaranya bersama Jerman tidak akan membiarkan Eropa gagal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar