Sabtu, 18 Mei 2013

Pergeseran nilai peradapan budaya terkait masalah rumah tangga

Pada zaman modern, perkawinan yang dibangun berdasarkan pada cinta dan prinsip demoktratis mengenai persamaan hak, menjadi gagasan kebanyakan orang. Tanggung jawab dapat dinegosiasikan, pasangan dapat menentukan sendiri jenis hubungan yang mereka inginkan, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Masalah yang muncul berdasarkan pengalaman beberapa orang yang menikah dengan berbeda pola budaya menurut daerahya dihadapkan kepada konplik kepribdian dimana masing-masing dibesarkan baik dalam masyarakat adat, dan pengaruh pendidikan keluarga yang diterima semenjak lahir sudah menjadi bawaan individu. Karakteristik bibit konplik itu ada akan bersemi bila masing masing individu tidak memusnahkannya dengan menekan tingkat pemahaman terhadap tujuan dari berumah tangga. Konsekuensinya, peran suami dan istri menjadi lebih beragam, pembagian tugas rumah tangga menjadi sangat bervariasi, antara satu rumah tangga dan rumah tangga yang lain dapat memiliki nilai yang sangat berbeda. Ada rumah tangga yang mungkin masih menjalani nilai-nilai tradisional secara ketat, banyak yang mencoba menyelaraskan antara nilai tradisional dan modern, serta tidak sedikit yang menganut nilai-nilai modern sebagai aturan main dalam berumah tangga. Tentunya ini berefek pada “terkikisnya” kelayakan istri takut suami dan sebabaliknya suami tidak takut istri. 1. Submisif vs Dominan Kondisi STI yang ditunjukkan perilaku suami yang selalu nurut pada keputusan maupun kemauan istri dengan alasan “Aku takut istriku marah” atau “Aku malas ribut dengan istriku”, selalu mengalah ketika berselisih paham dan lainnya, dapat mengancam kehidupan atau keutuhan perkawinan. Atau, dapat saja tidak mengancam sama sekali, bergantung dari awal munculnya perilaku tersebut, serta dipengaruhi karakterisik kepribadian. Nilai-nilai yang individu anut, pola pengasuhan selama ia dibesarkan akan sangat memengaruhi karakteristik kepribadian seseorang. Seorang laki-laki dengan pengasuhan overprotective, selalu dibantu dalam mengambil keputusan maupun mengatasi hambatan, kurang kompetisi antara teman atau keluarga, ditanamkan nilai-nilai “mengalah”, dapat saja berkembang menjadi individu submisif. Individu ini sulit mengambil keputusan, cenderung menunggu, selalu mengalah dan sulit mengambil inisiatif. Jika bertemu istri yang dominan, dimana mampu bersikap lebih tegas, cepat mengambil keputusan, memiliki ide yang lebih banyak, tidak mengherankan akan mudah menampilkan pola “istri memimpin suami”. Apakah hal ini dapat menjadi masalah dalam kehidupan perkawinan? Belum tentu! Ketika seseorang sudah memahami kelebihan dan kekurangan pasangannya disertai penerimaan yang sehat, suami istri akan mampu saling melengkapi kekurangan masing-masing. Sifat mengalah suami yang oleh orang lain diterjemahkan “takut istri” bisa saja merupakan bentuk pemahaman suami terhadap sifat istri yang keras kepala, ingin selalu dipenuhi keinginannya dan cerewet. Sesungguhnya, pola ini tidak akan jadi masalah yang berarti selama tidak melanggar prinsip perkawinan yang harmonis. Sebuah perkawinan yang di dalamnya melibatkan cinta, ada pengorbanan, timbal balik, penghormatan dan saling menghargai. 2. Pentingnya Evaluasi & Instropeksi! Suami yang merasa tertekan/takut pada istri sebaiknya mengevaluasi diri, mengapa hal itu terjadi. Jika suami merasa rendah diri dengan karier istri yang melesat, tanyakan dalam diri “Apakah tepat bersikap rendah diri dihadapan istri karena alasan tersebut?” Miliki mind set bahwa suami dan istri adalah partner yang sejajar untuk mengikis rasa tidak percaya diri atau rendah diri. Lalu, mulailah komunikasikan kondisi ini kepada istri. Pilih waktu yang paling tepat, misal saat kondisi istri dan suami sedang santai. Istri juga perlu waspada apakah sikapnya terlalu dominan sehingga membuat suami tidak nyaman. Gali sudut pandang suami tentang kondisi ini. Dapat dilakukan pada suasana santai dan nyaman. 3. kepala agar menurut sama kita? tanpa menyinggung? jika dia pacar anda: 1. Jadilah satu-satunya orang yang paling bisa dia andalkan, jadilah orang terbaik yang paling bisa membantu dia. Buatlah diri anda menjadi orang yg tak tergantikan di mata dia.2. Buatlah dia yang membutuhkan kita, bukan sebaliknya.3. Lebih bersikap persuasif dan jangan terlalu memaksakan kehendak, batu ga bs dilawan dgn batu, api tidak dilawan dgn api. Cari tau bagaimana cara yang paling dia suka ketika kita menyampaikan pendapat atau keinginan.4. Beri dia pengertian yang lebih, dan sampaikan keinginan anda bahwa anda jg ingin diperlakukan sama seperti dia.5. Berusahalah menjadi orang yg paling berarti di dlm hidupnya, sehingga dia tak ingin kehilangan anda6. Ketika dia menunjukan sikap kerasnya, jangan dilawan dgn sikap keras jg. Bawalah dia ke dalam suasana rileks dan santai dan jgn brusaha ngotot mempertahankan pndapat anda, ajak dia jalan2 ke tmpat yg dia suka (ke tempat makan favorit anda atau lain2 yg dia ska) ketika suasana tdk lg panas, anda bs menyampaikan pendapat atau keinginan anda, tentunya dengan cara yang tadi saya sebutkan di atas. 7) sogokan2 kecil seperti bunga, coklat atau apapun yang dia suka kadang menjadi penting (nb: tapi ga smua cwe ska diperlakukan seperti ini, lebih baik luluhkan dulu hatinya seperti cara diatas) 8) jalani semuanya dengan sikap sabar dan ikhlas. Inget sabar itu sebenarnya tidak ada batas. Orang Yang bilang sabar itu ada batasnya sebenarnya adalah orang yang gagal bersikap sabar (tidak sabar, atau menutupi ketidak sabarannya). Jangan bilang anda mencintai dia kalau anda tak mampu bersikap sabar dan ikhlas 4. Jauhi 8 Sifat Istri yang Dibenci Suami Kunci utama rumah tangga bahagia adalah adanya saling cinta dan kasih sayang antara suami dan istri. Sang suami akan menghargai dan memberikan segenap cinta dan kasih sayang kepada istrinya, jika kaum wanita pun memberikan cinta dan penghargaan kepada suaminya. Demikian pula sebaliknya. Agar istri tidak kehilangan rasa cinta dan rasa hormat suaminya, maka seorang istri harus mengetahui dan menjauhi sifat-sifat wanita yang dibenci suami. Di antara sifat-sifat tersebut yang paling menonjol, sebagaimana ditulis Shabah Said dalam bukunya Az-Zaujah Al-Mubdiah wa Asrar Al-Jamal, antara lain: a. Istri yang sibuk dengan dirinya sendiri. Istri seperti ini biasanya menjauhi segala urusan suami, dan lebih mementingkan urusan serta kegemarannya sendiri. Pada dasarnya, istri seperti ini merasa nyaman setiap kali dia bisa menyendiri, serta bisa menjaga segala apa yang dia dengar, dia lihat, dan dia sentuh untuk diri sendiri. Boleh jadi hal ini merupakan akibat adanya penyakit psikis yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Istri seperti ini adalah istri yang mengabaikan eksistensi suaminya. Karena dia selalu tidak meminta saran suaminya, atau tidak melibatkannya dalam urusan keluarga b. Istri yang suka mendominasi. Istri seperti ini adalah istri yang mengabaikan eksistensi suaminya. Karena dia selalu tidak meminta saran suaminya, atau tidak melibatkannya dalam urusan keluarga. Dia senantiasa menjalankan sendiri segala urusan keluarga dan urusan rumah dengan tanpa memandang pendapat suami. Di sini, seorang suami akan merasa bahwa jati dirinya telah hilang, sebab yang bisa dia lakukan untuk kebaikan rumah atau anak-anaknya hanya menyerah saja, atau mengabaikan keberadaan dirinya. Pria semacam ini, jika tidak memisahkan dirinya dari istri seperti itu, bisa jadi dia akan berusaha mencari, atau mendapatkan apa yang dia inginkan selama ini dari wanita lain. c. Istri yang gemar berdusta. Salah satu hal yang mesti dimiliki dalam hubungan pernikahan adalah unsur kejujuran dalam segala hal. Ini mengingat, kejujuran merupakan salah satu pilar ketenteraman dan kebahagiaan. Di luar sana terdapat banyak wanita yang gemar berdusta. Mereka menjadikan dusta sebagai hobi atau sebagai dalih karena takut sesuatu. Namun apa pun alasannya, dusta dan tipu daya adalah dua hal yang paling dibenci kaum pria. Meskipun terkadang seorang pria menerima tindakan dusta dari istrinya karena satu atau lain hal, namun penerimaan seorang suami terhadap sifat buruk itu biasanya disertai dengan pandangan meremehkan. d. Istri yang kejam/galak. Istri semacam ini adalah istri yang begitu mudahnya memberikan hukuman kepada suaminya, ketika suaminya melakukan suatu hal tertentu. Istri seperti ini terus-menerus meresahkan suaminya, sebab karakter permusuhannya tersebut. Selain itu, istri seperti ini akan terbiasa mengeluarkan kata-kata pedas, keras, dan kasar kepada tetangga, teman-teman, dan anggota keluarganya. Istri yang kejam, tentunya menimbulkan banyak masalah bagi suaminya, bahkan bagi anak-anaknya pula. Sehingga tertanam dalam jiwa anak-anaknya sikap tidak senang dan akan menjauh dari ibunya. Istri galak, begitu mudahnya memberikan hukuman kepada suaminya, ketika suaminya melakukan suatu hal tertentu. Istri seperti ini selalu meresahkan suaminya e. Istri yang menyulitkan. Wanita semacam ini terbiasa hidup dalam suasana kehidupan yang penuh dengan perilaku buruk, gejolak rumah tangga, senantiasa menciptakan benih-benih perselisihan. Sebab setiap kata yang terlontar dari mulut suaminya yang berisi perintah terhadap hal penting yang mesti dilakukan istrinya, ternyata istrinya malah menepis semua perkataan suaminya dan menolak bertanggungjawab atas hal itu. Sehingga seringkali dia menciptakan kesulitan dan menyulut pertikaian antara dirinya dengan suaminya. Dalam kondisi demikian, sang suami lebih mengutamakan untuk menjauh dari rumah, atau barangkali dia akan tetap di rumah dan ikut-ikutan dengan sifat buruk istrinya. f. Istri yang pasif. Istri semacam ini akan membiarkan dan menyerahkan segala urusan kepada suaminya, sehingga suaminya menjalankan seluruh urusan keluarga dan rumah tangga. Peran istri hanya terbatas menjalankan instruksi-instruksi suaminya. Dia senantiasa menyerah dalam segala hal, seakan-akan dia menuntut suaminya agar lebih berkuasa dengan tanpa berusaha menunjukkan perannya atau keberadaannya sedikit pun terhadap suaminya, padalah dia adalah pasangan hidup bagi suaminya. g. Istri yang keras kepala. Istri semacam ini adalah istri yang keras kepala dalam segala hal, dan dia terus berlindung di balik sifatnya yang keras kepala itu. Sebab dia mendapatkan kenyamanan pada dirinya ketika dia bersikeras mengikuti pendapatnya, sekalipun itu salah. Di samping itu, melalui cara itulah dia mendapatkan kepuasan diri. Misalnya, andai suaminya menginginkan satu jenis makanan, dia terus-menerus menyiapkan jenis makanan lainnya, sekalipun sebenarnya jenis makanan itu juga tidak disukainya. Wanita semacam ini adalah wanita yang paling dibenci kaum laki-laki. Istri yang keras kepala dalam segala hal adalah wanita yang paling dibenci kaum laki-laki h. Istri yang menggemari rutinitas. Istri semacam ini adalah sosok yang menganggap bahwa pernikahan adalah akhir dari segala kehidupannya. Sebab segala ambisi dan keinginannya telah dipendam dalam-dalam pasca menikah. Menurutnya, setelah menikah tidak ada lagi keinginan dan ambisi. Dengan begitu, dia beranggapan bahwa hari ini sama dengan hari kemarin, dengan artian, bahwa segala sesuatu dalam kehidupan pernikahan hanya sarat dengan rutinitas yang teratur dan monoton. Hal-hal di atas adalah bagian dari sifat-sifat istri yang paling dibenci kaum suami. Oleh karena itu, hendaknya para istri kembali meniti kembali gaya hidupnya dengan menjauhi sifat-sifat di atas, demi meraih kebahagiaan dan ketenteraman kehidupan rumah tangga. [ganna pryadha/voa-islam.com Suami Takut Istri (STI). Entah berawal darimana, namun julukan ini bukan hal baru dalam masyarakat. Ketika sosok suami tampak kurang berperan dalam rumah tangganya, seolah timbul “cap STI” pada pria tersebut. Bagaimana menyikapi kondisi ini? Prinsipnya, Ada beragam faktor penyebab suami takut istri. Misal, istri pemegang sumber ekonomi, istri sangat galak sehingga suami memilih untuk mengalah daripada ribut, dan sebagainya. Dulu, perkawinan didasarkan pada nilai-nilai tradisional. Peran yang dimainkan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya, didefinisikan dengan jelas. Seperti, memosisikan laki-laki sebagai figur dominan dalam rumah tangga. Kepala rumah tangga –suami– bertanggung jawab untuk mencari nafkah atau sebagai tulang punggung keluarga. “Hak” suami pun jelas, antara lain mengambil keputusan dan segala kebutuhannya dilayani istri. Kondisi ini membuat istri berada di posisi pengikut, yang harus patuh terhadap keputusan suami sehingga ketergantungannya terhadap suami menjadi lebih besar. Tidak mengherankan, pada suatu masa, kondisi “istri takut suami adalah hal yang jamak”. Berikut ini penjelasan lengkap soal ini, seperti dipaparkan Hira Yuki Molira, S.Psi, M.Psi dari Biro Psikologi Dwipayana Bandung. S O L U S I 1. kepala agar menurut sama kita?tanpa menyinggung? jika dia pacar anda: 1. Jadilah satu-satunya orang yang paling bisa dia andalkan, jadilah orang terbaik yang paling bisa membantu dia. Buatlah diri anda menjadi orang yg tak tergantikan di mata dia. 2. Buatlah dia yang membutuhkan kita, bukan sebaliknya. 3. Lebih bersikap persuasif dan jangan terlalu memaksakan kehendak, batu ga bs dilawan dgn batu, api ga bs dilawan dgn api. Cari tau bagaimana cara yang paling dia suka ketika kita menyampaikan pendapat atau keinginan. 4. Beri dia pengertian yang lebih, dan sampaikan keinginan anda bahwa anda jg ingin diperlakukan sama seperti dia. 5. Berusahalah menjadi orang yg paling berarti di dlm hidupnya, shingga dia tak ingin kehilangan anda 6. Ketika dia menunjukan sikap kerasnya, jangan dilawan dgn sikap keras jg. Bawalah dia ke dalam suasana rileks dan santai dan jgn brusaha ngotot mempertahankan pndapat anda, ajak dia jalan2 ke tmpat yg dia suka (ke tempat makan favorit anda atau lain2 yg dia ska) ketika suasana tdk lg panas, anda bs menyampaikan pendapat atau keinginan anda, tentunya dengan cara yangg tadi saya sebutkan di atas. 7) sogokan2 kecil seperti bunga, coklat atau apapun yang dia suka kadang menjadi penting (nb: tapi ga smua cwe ska diperlakukan seperti ini, lebih baik luluhkan dulu hatinya seperti cara diatas) 8) jalani semuanya dengan sikap sabar dan ikhlas. Inget sabar itu sebenarnya tidak ada batas. Orang Yang bilang sabar itu ada batasnya sebenarnya adalah orang yang gagal bersikap sabar (tidak sabar, atau menutupi ketidak sabarannya). Jangan bilang anda mencintai dia kalau anda tak mampu bersikap sabar dan ikhlas 2. Mengatasi sifat keras kepala dan tak mau kalah Bila suami dan istri sama-sama keras kepala, tentunya tidak mudah melakukan komunikasi yang efektif dan santai. Setiap kali membicarakan sesuatu, ada saja pihak yang tersinggung dan merasa direndahkan sehingga akhirnya berujung pada pertengkaran yang semakin menimbulkan sakit hati. Jadi bila Anda menginginkan komunikasi yang lebih baik, kadar keras kepala masing-masing harus diturunkan. Cobalah untuk melihat perbedaan pendapat sebagai sesuatu yang wajar, bukan dengan penilaian salah dan benar. Disamping itu, agar diskusi Anda berdua tidak selalu berakhir dengan pertengkaran, beberapa tips ini bisa dicoba: a. Bila ingin membicarakan sesuatu, cari waktu saat kedua belah pihak sedang dalam kondisi cukup baik dan ada waktu yang cukup untuk berkomunikasi (minimal 15 menit tanpa ada interupsi). Hindari memilih topik yang sensitif, yang selama ini menjadi langganan pertengkaran hebat Anda berdua. b. Mulai berbicara dengan nada rendah, mengungkapkan topik yang ingin dibicarakan secara singkat dan jelas. Jangan memulai diskusi dengan keluhan panjang lebar apalagi menyalahkan pasangan. c. Bila pembicaraan mulai "memanas", hentikan dulu untuk beberapa saat. Masing-masing sebaiknya menenangkan diri dengan makan snack ringan, membasuh muka, berjalan ke luar rumah. d. Lanjutkan kembali diskusi dengan lebih tenang. Bila sesudah beberapa lama tidak juga tercapai penyelesaian masalah, hentikan pembicaraan dengan saling menerima bahwa ada perbedaan diantara Anda berdua. Jadi sepakatlah untuk tidak memaksakan kehendak. e. Tutup pembicaraan dengan kata-kata positif. Misalnya, "Aku lebih lega sesudah bisa bicara" atau "Terima kasih ya atas bantuannya". Tujuan utama diskusi ini bukan untuk bisa mencari penyelesaikan masalah atau mengambil keputusan dalam satu kali pertemuan. Target awalnya sederhana, yaitu untuk berlatih membicarakan suatu topik dengan cara yang lebih baik. Nantinya diharapkan Anda berdua akan lebih baik lagi dalam pemecahan masalah. Tetapi bila ternyata usaha memperbaiki komunikasi yang Anda dan pasangan lakukan tidak juga kelihatan hasilnya, lebih baik Anda meminta bantuan psikolog. Sudahkah anda berposisi istri menjadi istri anda? apa dan bagaimana anda menurut istri anda? suami adalah cerminan istri dan istri adalah cerminan suami. begini dasarnya: dunia anda, adalah apa yang menurut apa yang anda pikirkan, bukan yang menurut orang pikirkan. kalau saya memikirkan dunia ini kejam, tentu saya akan mencari pembenarannya. Mau bukti? lihat dan dengar saja berita di tivi, tentang peristiwa kriminal, perang, teroris dsb. dengan mudah kita akan memperoleh data yang membuktikan pikiran kita benar. Kalau saya berpikiran bahwa istri sy keras kepala, maka tentu setiap gerak-geriknya akan sy nilai sebagai sebuah gerakan kepala batu, walau sesungguhnya tidak seperti itu. Mungkin susah keluar dari pola pikir yang sudah kadung melekat. berikut ini cerita singkat dengan contohnya sekalian: dulu.... dulu sekali, awal sayaberumah tangga. saya menganggap istri saya boros. dari anggapan ini, maka pola pandang, tutur kata dan perilaku saya ke istri selalu berdasarkan kata boros. bahkan situasi ini sangat menyiksa manakalah sy sampai pada pikiran, bahwa berapa pun uang yang sy serahkan, tidak akan pernah cukup. Kita jadi uring-uringan bahkan berakhir menjadi tidak produktif. Nasihat dari sahabat saya yang juga pernah menjadi dosen kita profesi pendidik, begini: pandanglah cermin, bayangan yang ada di dalam cermin, sesungguhnya itulah istri anda. bila istri anda boros, sesungguhnya andalah yang boros. Sayangilah diri anda dan berhematlah. Nasihat ini sungguh tidak masuk akal, karena intinya adalah bahwa sayalah yang harus berubah. Berangkat dari kata saya yang harus berubah, maka saya melakukan pengamatan langsung terhadap pengeluaran sy rata-rata setiap bulannya. angka 1000 (misalnya) saya peroleh. Selanjutnya, sy menyerahkan uang sebesar 1500 ke istri, dengan mengatakan bahwa, cukup tidak cukup, tolong diatur, dan sy tidak akan menanyakan apa dan bagaimana istri mengaturnya. Di saat sy menyerahkan uang tersebut, sy berusaha membuang jauh-jauh pikiran bahwa istri sy boros. bahkan sy sudah mengantisipasi sebesar 250 seandainya memang tidak mencukupi. bulan pertama lewat dengan baik, walaupun penasaran apakah 1500 itu masih bersisa atau pas atau bagaimana, yang pasti 1 bulan lewat tanpa sy bertanya tentang penggunaan uang tersebut. sekitar 4 atau 5 bulan berjalan dengan baik dan konstan, sampai pada hari ulang tahun saya. Istri membelikan sy kado spesial, bahkan di lehernya bergantung kalung emas baru. Barulah terbuka mata sy, bahwa ternyata istri sy pandai mengatur keuangan, pandai menyisihkan uang dalam bentuk emas, bahkan punya kiat-kiat tersendiri dalam menabung lewat emas tersebut. Hal ini berjalan baik sampai sekarang. Ternyata semua itu, memang harus dimulai dari diri sendiri. Di saat sy menganggap istri sy boros, maka memang keborosanlah yang sy hadapi setiap hari. Tetapi disaat sy menaruh kepercayaan terhadap istri, maka ternyata istri sangat bisa dipercaya. semoga membantu. Cara Berurusan Dengan Pasangan Yang Keras Kepala Dalam 3 Langkah Sederhana Pada titik tertentu, orang dalam sebuah hubungan harus belajar bagaimana menghadapi pasangan yang keras kepala. Meskipun istri atau suami mungkin tidak secara alami benar-benar keras kepala, ada situasi di mana sifat ini mungkin muncul ke permukaan dan lebih baik untuk bersiap dalam menanganinya. Mengingat bahwa setiap orang adalah unik, masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda yang mungkin bertentangan dengan individu lain. Pasangan yang tidak bersedia menyerah dan harus memakai cara mereka, dapat berarti masalah dalam sebuah hubungan. Jika Anda memiliki dilema yang sama, berikut ini adalah langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi pasangan yang keras kepala. 1. Memahami Mengapa Pasangan Anda Menjadi keras kepala. Mungkin Anda tidak melihat logika di belakang keputusan pasangan Anda. Cobalah untuk melihatnya dalam sudut pandang mereka. Kadang-kadang penilaian kita akan diselimuti oleh kemarahan atau frustrasi. Apa yang Anda lewatkan? Ketika Anda belajar bagaimana menghadapi pasangan yang keras kepala, ingat bahwa berada dalam suatu hubungan berarti Anda siap untuk berupaya dengan perbedaan Anda dan berkorban. Anda terikat untuk memiliki beberapa perbedaan, tetapi coba memahami di mana pasangan Anda berasal adalah langkah pertama untuk mengatasi ini. 2. Pilih Pertarungan Anda. Ketika pasangan Anda tidak akan mundur, jangan buang waktu Anda mencoba untuk membantah, mengomel, berteriak atau mengeluh sebaliknya. Jika itu sangat berarti untuk pasangan Anda, biarkan mereka tahu bahwa Anda mendukung mereka saat ini. Buat mereka mengerti, bagaimanapun, bahwa ketika saatnya tiba, Anda berada dalam posisi yang sama dan itu berarti lebih bagi Anda, Anda akan meminta dukungan mereka juga. Pilih prioritas Anda dan bersedia untuk “kehilangan” sisanya. 3. Ambil Pendekatan Positif. Kunci untuk mengetahui bagaimana menghadapi pasangan yang keras kepala adalah untuk menghindari permusuhan atau kekerasan apapun. Melawan atau panik tidak pernah jadi jawabannya. Emosi panas hanya akan menghasilkan serangan lisan atau bahkan mungkin fisik. Yang penting adalah untuk menjaga kepala tetap dingin, sehingga Anda akan dapat berbicara atau menegosiasikan masalah ini dengan tenang dan wajar. Tidak ada yang tidak bisa dipecahkan jika berbicara dengan baik. Salah satu cara Anda mendapatkan keseimbangan dalam mendukung Anda adalah untuk menyajikan bukti baru atau bukti yang menegaskan keabsahan pendapat Anda. Sering kali, ego menghalangi, tetapi ketika Anda menyajikan bukti baru, pengertian mereka akan mendapat penerangan dari bukti dan bukan karena mereka mengubah pikiran mereka. Belajar bagaimana menghadapi pasangan yang keras kepala, terutama ketika mereka cenderung berpikiran sempit, dapat menantang. Namun, bersabar dan perlu diingat bahwa belajar bagaimana untuk menangani hal ini dapat menjamin hubungan yang bahagia dan sukses. Sumber : http://www.voa-islam.com/muslimah/artikel/2010/04/25/5438/tips-rumah-tangga-bahagiajauhi-8-sifat-istri-yang-dibenci-suami/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar